Manchester, 20/2 (ANTARA) – Prof Salim Al Hassani, penulis buku “1001 Inventions; Muslim Heritage in Our World” atau “1001 Penemuan; Warisan Islam bagi dunia kita” yang juga adalah Professor of Engineering di University Manchester, mengungkapkan saat dunia Barat masih berada dalam zaman kegelapan (dark ages) dunia Islam sudah banyak memberi kontribusinya dalam peradaban dunia.
“Sayangnya sejarah kontribusi kaum Muslim ini tidak banyak diketahui oleh khalayak sehingga seakan-akan peradaban Islam tidak ada pengaruhnya pada dunia,” ujar Prof Salim dalam acara Kibar Gathering yang digelar di Manchester selama dua hari hingga Minggu diikuti sekitar 200 peserta yang datang dari berbagai daerah di Kerajaan Inggris.
Kibar Gathering merupakan acara rutin yang diselenggarakan oleh Keluarga Islam Indonesia di Britania Raya (Kibar) dalam rangka meningkatkan dakwah dan ukhuwah umat Islam Indonesia yang berada di Inggris bertema “Proud to be Muslim” diadakan di North Manchester Jamia Mosque, Ibad Ur Rahman Trus, di Woodlands Road, Manchester.
Lebih lanjut Prof Salim merinci masa kegelapan yang disebutnya dengan “missing link” dimana adanya gab antara zaman Greek (The Greeks) BC century yang dilanjutkan dengan The Romans di abad kelima dan langsung melocat ke zaman Renaisanse abad ke 16 dan dilanjutkan dengan revolusi industri di abad 18/19 serta abad modern day Civilisation atau abad ke-20.
Prof Salim yang mendirikan Foundation for Science, Technology and Civilisation, mengatakan sumbangsi umat Muslim di bidang ilmu Fisika dikenalkan oleh Al Kindi seorang ilmuwan muslim dari abad kesembilan Masehi, yang meletakkan dasar-dasar ilmu optik (penglihatan) dan kemudian dilanjutkan oleh ilmuwan-ilmuwan muslim lainnya seperti al Hasan ibnu al Haitham, Ibnu Sahal, dan Kamal al-Din al Farasi.
Sementara di bidang Matematika, al Tusi mengembangkan ilmu trigonometri di abad ke-13 Masehi. Para ahli muslim lain yang ikut mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang ini adalah al Biruni, al Battani, Abu al-Wafa’, dan juga Ibnu Yunus, ungkap Prof Salim yang pernah ke Indonesia dan mengenal dekat dengan mantan Presiden Prof.Dr. BJ Habibie.
Prof Salim yang pernah datang ke Indonesia dan berkeinginan untuk bisa mengelar pameran 1001 penemuan dan warisan Islam bagi dunia juga sangat akrab dan mengenal putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid Yenny Wahid mengakui bahwa ia sangat berhutang dengan masyarakat Indonesia, untuk itu ia sangat senang bisa memberikan pengetahuannya kepada umat Muslim Indonesia di Inggris.
Menurut Prof Salim banyak lagi temuan yang disumbangkan oleh umat Muslim pada dunia, seperti di bidang ilmu-ilmu sosial, Ibnu Khaldun adalah tokoh besar yang berjasa dalam bidang sosiologi, ekonomi dan perdagangan, sejarah, filosofi, ilmu politik dan antropologi. Karya besarnya adalah buku berjudul “al Muqaddimah” yang merupakan buku studi sejarah yang menegakkan prinsip-prinsip penulisan sejarah yang obyektif dan menyeluruh.
Pembicara lain dalam kesempatan Kibar Gathering ini, Ketua Ikatan Da’i Indonesia Jawa Timur, Ir Sigit Sosiantomo mengatakan sebagai umat muslim Indonesia, Keluarga Islam Indonesia Britania Raya (Kibar) harus mendeklarasikan diri dan bangga menjadi umat Muslim. “Menjadi Muslim bukan hanya perkataan saja tetapi harus diamalkan dengan rukun rukunnya,” ujar salah seorang konsultan perusahaan perkapalan itu.
Selain itu juga diadakan diskusi yang membahas “The Challenge of being a Muslim Youth” dengan menampilkan dua pemuda dan pelajar dari Indonesia yang dibesarkan di Inggris yaitu Imam Asyari Usman, putra penyiar BBC London Asyari Usman dan Putra Soewondo dari PPI UK dari Nottingham.
Pada kesempatan acara Kibar Gathering ini diadakan penggantian ketua pengurus Kibar dari Dono Widiatmoko kepada Hendarko dari Swindon. Selain itu peserta anak-anak diajak melakukan kunjungan ke Museum of Science and Industry di kota Manchester, dan membuat laporan kunjungan serta mempresentasikannya di hadapan peserta dalam acara penutupan Minggu. (U-ZG/(T.H-ZG/B/E001/E001) 19-02-2008 12:00:11