Dubes Prihatin Nasib Penerima Beasiswa Sering Terlambat

IMG_0213
Ketua KIBAR-UK, Luqyan Tamanni, didampingi Sekretaris KIBAR-UK, Rhevy A Putra, saat menemui Dubes Hamzah Thayeb. (Courtesy of Murniati Mukhlisin)

London, 5/1 (Antara) – Dutabesar RI untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia Hamzah Thayeb  sangat mengapresiasi terhadap keperdulian Keluarga Islam Britania Raya (KIBAR-UK) terhadap penerima beasiswa yang mengalami kesulitan dana ketika dana beasiswa yang seharusnya didapat datang terlambat.

Hal itu diungkapkan Dubes Hamzah Thayeb saat menerima  Pengurus Keluarga Islam Indonesia se-Britania Raya (KIBAR-UK) yang mengadakan audiensi dengan Duta Besar Republik Indonesia untuk Inggris dan Republik Irlandia Utara, T.M. Hamzah Thayeb di London, di KBRI London.

Ketua KIBAR-UK, Luqyan Tamanni,  kepada Antara London, Senin didampingi  Sekretaris KIBAR-UK, Rhevy A. Putra mengatakan keterlambatan pencairan dana beasiswa bagi penerima beasiswa mahasiswa yang sedang belajar di UK mendapatkan perhatian khusus dari Dubes yang menyanggupi untuk menulis surat kepada yang berwenang dan instansi terkait lainnya.

Dubes mengharap  hal tersebut  tidak terjadi lagi di masa yang akan datang. “Tentu sangat berat bagi mahasiswa untuk menjalankan hidup di Inggris yang biayanya dua tiga kali lipat dari hidup di Indonesia jika beasiswa datang terlambat, apalagi mereka jauh dari sanak keluarga”, ujar Hamzah Thayeb.

Ia juga  sangat apresiasi terhadap keperdulian KIBAR-UK terhadap penerima beasiswa yang mengalami kesulitan dana ketika dana beasiswa yang seharusnya didapat datang terlambat.

Ketua KIBAR-UK, Luqyan Tamanni, mengatakan ke depannya kami akan mengumpulkan dana sosial khusus sebagai dana wakaf abadi yang akan terus menerus bergulir, jika dananya signifikan, pinjaman akan diberikan kepada warga KIBAR di UK yang membutuhkan, tidak terbatas kepada mahasiswa.

Pinjaman lunak atau dikenal sebagai Qardul Hassan adalah pinjaman yang tidak mengharapkan imbalan dari peminjamnya yang hanya diberikan kepada yang membutuhkan dan bukan bersifat bisnis. Jika terjadi sesuatu diluar kuasa peminjam, maka hutang ini dapat dihapuskan, maka dari itu sumber dananya harus berasal dari dana sosial seperti infaq dan sodaqoh.

Dikatakannya  semangat ini berasal dari seruan dalam Al-Qur’an, salah satunya adalah menyebutkan Jika kamu meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik (Qardul Hassan), niscaya “Dia melipatgandakan (balasan) untukmu dan, mengampuni kamu. Dan Allah Maha Mensyukuri, Maha Penyantun” ujar Luqyan, yang juga adalah dosen senior STEI Tazkia.

Mahasiswa PhD jurusan Keuangan Mikro Syariah di University of Glasgow ini mengatakan pada pertemuan itu Dubes Hamzah Thayeb menyampaikan dukungannya terhadap program kerja rutin tahunan KIBAR-UK yaitu Winter dan Spring Gathering.  “Saya selalu memberikan prioritas untuk datang ke acara gathering, namun untuk gathering selanjutnya saya tidak tahu apakah saya masih menjabat di sini”, ujar Hamzah Thayeb.

Kegiatan KIBAR-UK lainnnya antara lain adalah kegiatan dakwah radio yang disiarkan dua kali sebulan, pertukaran pembicara untuk pengajian lokaliti, dan memberikan pinjaman lunak kepada mahasiswa yang terlambat menerima dana beasiswa dari sponsor di tanah air.  Luqyan menjelaskan bahwa hal ini sudah disampaikan  pihak PPI-UK kepada lembaga beasiswa di tanah air, namun setiap tahun selalu ada kendala. Diharapkan dengan campur tangan  Duta Besar mendatangkan hasil, demikian Luqyan Tamanni. (ZG)

Sumber: http://antarajendeladunia.blogspot.co.uk/2015/01/kibar.html

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.